28 Mei 2016
3 Mei 2016
Naskah Drama Bahasa Inggris : Bawang Merah and Bawang Putih
Naskah drama ini, diperankan oleh 5 orang perempuan. Diantaranyaa seperti Bawang Merah, Bawang Putih, Ibu, Nenek, dan Narrator. Untuk lebih lengkapnya silakan lihat artikel ini.
Bawang Merah and Bawang Putih
Narrator :
Once upon a time in a village there
lived a happy family consisting of mother, father and a daughter named
"Bawang Putih”. One day, Bawang Putih’s mother fell ill and later died. Bawang
Putih is very sad because her mother died, but her father remarried a widow who
had a daughter named Bawang Merah. Bawang
Putih is even more sad, because the harsh treatment of her stepmother and stepsister. One day, Bawang
Putih's father fell ill and died. At that moment, Bawang Merah and her mother
more cruel to Bawang Putih. Bawang Putih never rested. She had to do a lot of
homework, like looking for firewood, feeding cattle, and many others
Narrator :
This morning, Bawang Putih went to the river to wash dirty clothes. Without
realizing it, a clothes drifting in the the river. Bawang Putih chased it. But
she did not find it. He was searching the river and met a grandmother.
Bawang Putih :
“Excuse grandma..”
Grandmother :
“ Yes, my girl”
Bawang Putih :
“Grandma, do you see the scarf drifting in this river”
Grandmother :
“Yes, i see”
Bawang Putih :
“Grandma please return to me.”
Grandmother :
“ Yes, i will return it, but you must join to me a week, how?”
Bawang Putih :
“Okay grandma”
Narrator :
During the week Bawang Putih lived with the grandmother. Every day Bawang Putih
helped to do housework. Of course grandmother was happy. Until finally even
been a week. Grandma gave Bawang Putih reward, but she must choose one of them.
Grandmother :
“Please take one of them to you, Bawang Putih”
Bawang Putih :
“Thanks grandma, i will take it.”
Narrator :
Bawang Putih back to home. Arriving at the home, Bawang putih been greeted with
fury from Bawang Merah and her mother.
Mother :
“Where were you? a week did not go home.” asked her mother
Bawang Merah :
“ Yes. You know, the house is so messy because you do not clean the house.”
continued Bawang merah
Bawang Putih :
“ I am sorry. I went to look for your scarf drifting, mother.” clear Bawang
putih
Bawang Merah :
“Basic ugly!!! and this box? you look drifting in the river.” shouted Bawang
Merah, grabbing a box of Bawang Putih
and tossed. Unwittingly gold poured from the box
Mother :
“Wow gold. bawang merah look at this.” say her mother
Bawang
Merah : “Hahh!? Where you get this?”
ask Bawang Merah to Bawang putih.
Narrator :
Bawang putih and tell us all about the grandmother. bawang merah and her mother
then made a plan. The next day bawang merah went to the river and washed away a
scarf and pursue it. She met the grandmother. Bawang Merah then do as Bawang
Putih. but during the week she just lazing. Until finally even been a week, but
the grandmother did not gave anything to the bawang merah.
Bawang Merah :
“Grandma, where my box?”
Grandmother :
“This is. Please take one.” say Grandmother.
Bawang Merah :
“ I will take it. goodbye grandma”
Narrator :
Bawang merah quickly running back home. Arriving
at home that her mother is waiting for her. Fearing they jewerly be seized bawang putih. Bawang merah’s
mother ask Bawang Putih to wash in the river. Then when Bawang Putih went to
the river, they open the box.
Bawang Merah :
“Come on mom, open this box.” say Bawang Merah.
Mother: “Let’s
open my girl.”
Narrator :The
Bawang merah's box, does not contain gold or jewelry but venomous animals that
injure them. They then went from the village. Finally Bawang putih live happily
without cruel from bawang merah and her mother
2 Mei 2016
Teks Ulasan Buku The Tarix Jabrix
Penulis : Iriel Parmato
Jenis : Novel Adaptasi
Penerbit : Gagas Media
Cetakan I : Mei 2008
Tebal : vi + 132 halaman
The Tarix Jabrix
The Tarix Jabrix
adalah novel adaptasi yang ditulis oleh Iriel Parmato. Novel ini bercerita
tentang tokoh utama yang bernama Caca Sutarya alias Cacing, yang sangat
terobsesi dengan geng motor. Menurut Cacing, menjadi anggota geng motor itu
keren. Tapi melihat perawakan Cacing yang culun ditambah motor bututnya. Ia
sama sekali tidak pantas jadi anggota geng motor.
Pada
bagian pertama, novel ini menceritakan tentang perjuangan Cacing yang mengikuti
audisi penerimaan anggota baru The Road
Devils, si Raja Jalanan kota Bandung. Namun karena kurang beruntung atau
sial, Cacing ditolak masuk geng motor tersebut. Kemudian ia bersama kawannya,
Dadang, Mulder, serta si kembar aneh Ciko dan Coki, sepakat membuat geng motor
yang antinarkoba, antikekerasan dan antikriminal. Berkat usul yang tak sengaja
dari si kembar aneh ini, geng tersebut akhirnya bernama The Tarix Jabrix.
Kemudian
pada bagian berikutnya, menceritakan tentang konvoi yang dilakukan The Tarix Jabrix dengan motor butut
mereka. Namun, konvoi tersebut membuat mereka terlibat masalah dengan The Smokers-sang Dewa Jalanan. Hingga
sirine polisi berhasil membubarkan mereka. Namun, Dadang tanpa sengaja
mendapati seorang anggota The Smokers
yang memakai heroin. Saat sampai di bengkel, ia menceritakan semuanya pada
teman-temannya. Lalu lewat Callista-adik Max si ketua The Smokers, The Tarix Jabrix
menceritakan tentang heroin itu dan ikut menjelaskannya pada The Smokers. Namun kedatangan The Tarix Jabrix disambut dengan wajah
sangar dari anggota The Smokers.
Mereka kemudian terlibat perkelahian dan The
Smokers berhasil menyandra seorang dari The
Tarix Jabrix. Kemudian dengan perjanjian, Mulder berhasil membuktikan bahwa
anggota The Smokers bernama Martin
menggunakan Heroin. Dan akhirnya The
Smokers dan The Tarix Jabrix
berdamai. Namun masalah belum berakhir, Cacing dan Valdin harus balapan untuk
memperebutkan Callista. Karena keberuntungan Cacing berhasil mengalahkan Valdin
dengan moge milik Mulder. Pada bagian terakhir, The Tarix Jabrix direkomendasikan menjadi sampul sebuah majalah.
Novel
The Tarix Jabrix ini, menggunakan
bahasa yang santai dengan diselingi
lelucon ringan yang mampu mengundang gelak tawa pembacanya. Selain itu, novel
ini juga mengunakan bahasa Sunda di beberapa kalimatnya. Iriel Parmato juga
mahir dalam mengolah kalimat. Akan tetapi pada bagian terkahir novel ini,
sedikit sulit dipahami. Karena munculnya tokoh baru dan hilangnya tokoh
sebelumnya.
Novel ini layak untuk dinikmati
berbagai kalangan. Novel ini juga mengandung unsur antinarkoba, antikekerasan
dan antikriminal dalam membuat sebuah geng
motor. Dalam novel ini juga mengandung rasa semangat pada diri, pantang
menyerah dan percaya diri, ini bisa dicontoh oleh anak muda walaupun dalam
keadaan kurang berkecukupan.
Langganan:
Postingan (Atom)